kutemukan sepasang jejak hati di korneamu, masih dengan degup dan arti yang sama. beberapa cerita mungkin terhambur pada langit-langit matamu. namun masih tetap kau simpan pada batok kepala hingga kau hapal setiap kali kesepian.
masihkah kau simpan nama wanita ini sebagai alat perbincanganmu dengan Tuhan? masihkah jantungmu berdegup ketika semestamu tiba-tiba di hujami senyumnya? dan seberapa menderita jiwamu ketika wanita ini meninggalkan jejak rindu pada hatimu?
senja telah pulang bersama debaran bumi yang mulai berhenti, kembali membuatmu terbangun dari amnesia panjang setelah jagat rayamu di guncang meriam besar. rotasi dan revolusi seketika kembali berjalan sebagai mana jalurnya–dengan tidak mengurangi rasa apapun selain-perubahan.
pada korneamu nan sayu, masih kutemukan sisa sisa gejolak setelah peperangan panjang bersama batin. tak kalah namun kau lebih baik mengalah, tak mundur namun kau lebih baik hancur.
sayang …
Cinta datang tanpa diundang apalagi di paksakan, wanita ini dulu juga datang tanpa kau undang dan mengobrak abrik semestamu tanpa kau paksa. jadi sekarang, biarkan dia pulang dan hidup di pelupuk matamu. karena semkain kau mengguncang isi otakmu untuk bisa melupa, pada akhirnya nama itu akan terus melintas pada hari-harimu.
biarkan wanita ini menghidupi air matamu. jagalah. semestamu sempat indah bersamanya–meski semua hanya sementara dan moksa begitu saja.
–AKSARAmadhani–
Tinggalkan komentar