YANG TERTINDAS DEMI SEBUAH KATA PANTAS

waktu, merupa bagai desakan pilu dan isak tangis yang sesak di ulu. dicambuki pekerjaan dan runitias harian setiap waktu, bagai jengah yang sudah menjadi hafalan langkah kaki melangkah. tak berpelintir dan terus menapak sesuai irama hari yang mengajari untuk melakukan rutinitas paling membosankan. menjadi budak waktu dan menindas kebahagiaan demi sebuah kekata pantas dan tak dilihat sebelah mata. manusia berkiprah menjadi hewan yang rela di grendel dengan besi dan rante. yang siap sendika dawuh untuk mengabdi pada mereka, atau pada pemerintahan atau pada apapun demi rupiah yang sudah dijanjikan.

kita hidup di zaman peradaban. negara-negara memiliki sistem kerja yang beragam. meminta manusia menjadi budak-budak kenyataan sebab kehidupan terus menerus mengalami perubahan, sedangkan mereka yang tak beralaskan keteguhan dan pekerjaan akan diterpa badai kemelaratan. bukan di bantu memakmurkan malah semakin tersungkur, di foto, unggah media lalu sibuk di hujat kesana-sini sebab pada tangan-tangan mereka telah hidup seribu mulut tanpa lidah. semakin hari, manusia harus mau mengelurakan keringat, atau pergi mencari penghidupan lain selain di tempat ini.

mereka yang menjadi budak waktu dan dicambuk pesanan. mereka yang menjadi budak uang dan dicambuk setoran. seperti lukisan wajah-wajah negri yang setiap hari terlihat. kadang lupa waktu, keluarga bahkan diri sendiri. kebahagiaan adalah ketika terima uang, pulang adalah penyapih kesibukan sementara. dan kita adalah insan yang bertarung, bersusah payah, bekerja demi sebuah kata pantas. sebab mereka (tetangga, sanak saudara) bisa beli apa-apa, dan kita tak mau ketinggalan katanya.

cukuplah kita menjadi manusia yang terbunuh waktu senggangnya. cukuplah kita dikerjai kesibukan yang tiada hentinya. sesekali aku dan kamu juga perlu pergi, mengelana dan berkenalan dengan beberapa ragam rupa dan raga yang tak hanya itu-itu saja. uang adalah obat dari segala penyakit (katanya) tapi darinya pula penyakit melekat dan tak mau berpindah. sesekali … terjunkan diri ke dalam jurang bahagia. kita yang tertindas, kita yang terpenjara, kita yang mati-matian berupaya. memang harus segera berhenti berkelana. pulanglah … sebab orang tua butuh peluk kita, sebab anakmu butuh diri kita, sebab pasangan kita butuh senyuman tanpa luka, sebab kita rindu arti sebuah kata bebas dan merdeka.

– perempuan aksara.

Dipublikasikan oleh


Tanggapan

  1. BigBangJoe Avatar
    BigBangJoe

    “sesekali terjunkan diri ke dalam jurang bahagia” –> suka banget sama kalimat ini! keren!

    Suka

    1. Perempuan Aksara Avatar
      Perempuan Aksara

      halllooo bang joeee😂 trimakasihh.

      apa kabarmu???

      Disukai oleh 1 orang

      1. BigBangJoe Avatar
        BigBangJoe

        kabarku baik baik ajah ya gitu deh ahahahahaa… semoga kamu juga baik2 selalu yaaaa

        Suka

  2. Senja Kelana Avatar
    Senja Kelana

    Kerennn, siapapun km aku salut sama artikel artikelnya..

    Suka

    1. Perempuan Aksara Avatar
      Perempuan Aksara

      trimakasih semoga tidak bosaan kak😂

      Disukai oleh 1 orang

  3. Hafidz Ilhamdias Avatar
    Hafidz Ilhamdias

    Keren

    Suka

    1. Perempuan Aksara Avatar
      Perempuan Aksara

      terimakasih kak.

      Suka

Tinggalkan komentar